Kamis, 26 Juli 2012

Kamis, 14 Juni 2012

Siswa Tewas Dianiaya di Tengah Rusuh Papua

Rusuh di Papua kian menjadi. Amuk massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) tak hanya menghanguskan sejumlah mobil dan motor, tapi juga merenggut satu korban jiwa.

Seorang siswa bernama Indra Parangin tewas dianiaya saat melintasi lokasi amuk rasa. Dia baru lulus dan sedang menuju sekolahnya untuk mengambil ijazah.
Meninggalnya satu warga sipil dibenarkan Kapolda Papua, Irjen Pol Bigman Lumban Tobing. "Ada satu warga sipil tewas dikeroyok di Waena Expo. Sekarang berada di rumah sakit. Kami sedang inventarisasi," kata Kapolda di lokasi kejadian, Kamis 14 Juni 2012.

Massa yang emosi juga membakar sekitar tujuh ruko di sekitar Waena. Lebih dari lima mobil, serta belasan motor hangus tinggal kerangka.



Kapolda menambahkan, pihaknya menembak Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Mako Tabuni. "Kondisi belum tahu. Saat ini posisinya di rumah sakit," tambah Kapolda.

Selain itu, sejumlah barang bukti disita dari sebuah asrama mahasiswa di belakang kampus Universitas Cenderawasih, yang diduga menjadi markas KNPB. "Barang bukti yang disita ada dokumen perjuangan tokoh merdeka, dokumen KNPB, senjata api laras pendek, senjata api laras panjang, panah, parang, pisau, dan bendera Bintang Kejora," urai Kapolda.

Saat ini, polisi masih merazia sejumlah lokasi di belakang Kampus Universitas Cenderawasih.

Rusuh di Jayapura, Papua terjadi sejak pukul 11.00 waktu setempat. Massa KNPB mengamuk paska penangkapan Mako Tabuni. Penangkapan itu menyusul penahanan Ketua Umum KNPB, Buchtar Tabuni, atas tuduhan penghasutan dan perusakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jayapura, Papua, pada 3 Desember 2010.

Perumnas Waena Rusuh, Mako Tabuni Tewas Tertembak

Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mako Tabuni, Kamis (14/6) sekitar pukul 11.50 WIT tewas tertembak di Jayapura, Papua. Saat berita ini ditulis, jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Jayapura, untuk autopsi.

Mako Tabuni tewas tertembak saat berada di kawasan Perumnas Waena. Pagi ini kawasan perumnas itu memanas setelah sejumlah warga mengamuk. Belum diketahui pasti penyebab warga mengamuk.

Sejumlah rumah toko (ruko), kendaraan roda dua dan empat dibakar massa. Kepala Humas Polda Papua Ajun Komisaris Besar Polisi Johannis Nugroho membenarkan adanya kerusuhan tersebut. Ia belum bisa memastikan penyebab. Satuan Brimob sudah dikerahkan ke kawasan itu.

Menurut sejumlah saksi, setelah membakar ruko dan kendaraan mereka melarikan diri ke gunung. Polisi tengah mengejar para pelaku yang lari ke arah belakang Kampus Universitas Cenderawasih, Waena. Warga panik dan lari menyelamatkan diri.

Diduga, kerusuhan ini masih terkait dengan serangkaian kekerasan di Jayapura, Papua, dalam beberapa pekan terakhir. Komite Nasional Papua Barat diduga bertanggung jawab atas serangkaian kekerasan yang dilakukan massa KNPB. Pada 7 Juni lalu, Ketua Komte Buchtar Tabuni ditangkap Kepolisian Daerah Papua.

Buchtar ditangkap di Lingkaran Abepura dan kemudian di giring ke Markas Polda Papua Jalan Samratulangi, dengan pengawalan ketat anggota Reskrim dan Brimob Polda Papua. Wakapolda Papua Brigadir Jenderal Pol Paulus Waterpauw mengatakan, penangkapan Buchtar Tabuni karena ditengarai sebagai dalang berbagai kekerasan di Papua.

Jumat, 24 Februari 2012

26 Politisi Demokrat Siap Mundur dari DPR RI

Badai yang tak kunjung berakhir, yang menerpa Partai Demokrat (PD) saat ini, membuat banyak kader yang masih “bersih” merasa malu dan gerah.
Sebanyak 26 anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) yang selama ini teguh menjaga amanat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar berpolitik santun, bersih, cerdas, dan tidak korupsi, mengaku malu melihat cakar-cakaran dan saling serang antar kader Partai Demokrat. “Perilaku saling menyerang itu dipertontonkan di depan publik. Ini sangat memalukan kami. Lebih memalukan lagi, ada kader Partai Demokrat, yang adalah anggota dewan terhormat, dibentak dengan tidak hormat oleh lawan dialognya dalam beberapa acara di televisi, karena berbicara tanpa isi, suka berbohong, dan berbelit-belit memberi keterangan. Sangat memalukan dan harga diri kami sebagai politisi Demokrat sepertinya diinjak-injak,” kata salah satu dari 26 anggota FPD DPR RI yang prihatin dengan situasi internal Demokrat. Menurut sumber SP di Jakarta, Selasa (21/2), ke-26 anggota FPD DPR RI itu sering curhat satu sama lain. Mereka merasa malu bertemu konstituen, malu memperkenalkan diri dari sebagai kader Demokrat, karena citra partai ini sudah sangat buruk di masyarakat.

Kompol Jonar Tertabrak TransJ Saat Serobot Jalur

Jakarta Kepala Urusan Subbag Permin Sapras Mabes Polri, Kompol Jonar Ambarita, tewas tertabrak bus TransJakarta di Prumpung, Jakarta Timur. Rupanya saat itu Kompol Jonar masuk ke jalur khusus bus TransJ dan berupaya menyalip bus yang sedang berjalan perlahan. Kepala Satuan Lantas Polres Jakarta Timur, Kompol Sudarsono, menjelaskan saat itu bus TransJakarta yang dikemudikan oleh Marlon Prando Manulang usai menurunkan penumpang di Halte Telkom, Jl Raya DI Panjaitan, Jakarta Timur.
"Bus kemudian berjalan pelan-pelan dari arah selatan ke arah utara," ujar Sudarsono saat kepada detikcom, Kamis (23/2/2012). Kemudian, dari arah yang sama, Kompol Jonar masuk jalur khusus bus TransJ. Dia kemudian memacu sepeda motornya, mencoba menyalip bus tersebut dari samping kiri. "Kemudian setang motornya menyenggol body bus," terangnya. Seketika, korban terjatuh. Badannya kemudian terlempar hingga masuk ke kolong bus TransJ. "Korban terseret sejauh 2,5 meter," tutur Sudarsono. NOTE BLOG: Oalah pak polisi.....sampean inikan yang buat peraturan kok melanggar sih? pangkat sudah setua itu masih melanggar? hhhhmmmm biar anda sholat tiap menit minta perlindunga ke alloh tapi dengan cara anda seperti itu,tidak akan selamat sampai tujuan dunk pak.....nih pelajaran bagi polisi lalulintas yang lainnya,seragam anda itu belum tentu dapat melindungi anda dari kecelakaan......ckckckckckckck