Swiss Ingin Jadi Mitra Pembangunan ASEAN

Swiss bermaksud menjadi mitra pembangunan ASEAN, kata Koordinator Regional untuk Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Departemen Luar Negeri Swiss Daniel Derzic. Derzic merupakan salah satu pembicara dalam diskusi yang diselenggarakan oleh KBRI Bern di Kursaal Bern, demikian siaran pers Kedubes KBRI Bern, Rabu.

Diskusi dengan tema "ASEAN Community in a Global Community of Nations" yang diselenggarakan pada Senin (27/6) ini menghadirkan tiga narasumber lain, yakni Wakil Tetap RI untuk ASEAN, Duta Besar Ngurah Swajaya, Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan, Jose Tavares dan Dosen Universitas Indonesia, Dr. Makmur Keliat yang saat ini sedang melakukan riset di University Freiburg, Jerman. "ASEAN merupakan mitra penting bagi Swiss," kata Derzic. Kawasan ASEAN menduduki peringkat ke-empat ekspor Swiss dan berada dalam peringkat kedua dalam ukuran volume perdagangan dengan Swiss. Kepentingan Swiss terhadap ASEAN juga ditunjukkan melalui penunjukan Duta Besar Swiss di Jakarta sebagai Duta Besar untuk ASEAN sejak tahun 2009. Dalam paparannya, Duta Besar Ngurah Swajaya menyampaikan visi Indonesia sebagai Ketua ASEAN saat ini untuk mendorong terbentuknya suatu Komunitas ASEAN yang berorientasi dan berpusat pada rakyat. Komunitas ASEAN yang terbentuk nantinya akan menjadi inti dari pengembangan arsitektur kawasan. Dengan tercapainya suatu Komunitas ASEAN yang kuat yang memiliki hubungan baik dengan berbagai mitra di luar ASEAN, diharapkan ASEAN di masa depan akan dapat memiliki posisi bersama dalam berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama. Pada kesempatan tersebut, Direktur MWAK Jose Tavares menjelaskan perkembangan hubungan kerja sama antara ASEAN dan negara-negara di sekitar kawasan ASEAN dalam tiga pilar utama, yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya. Beberapa contoh yang disampaikan antara lain ASEAN plus Three, ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN Defense Ministerial Meeting, serta East Asia Summit. Sementara itu, Dr. Makmur Keliat dalam paparannya menjelaskan pentingnya peningkatan kapasitas institusional ASEAN sebagai salah satu kunci untuk menjadikan ASEAN sebagai lembaga yang lebih otonom di masa datang. Argumentasi ini didasarkan pada pandangannya bahwa saat ini ASEAN masih merupakan suatu organisasi yang dikendalikan oleh anggota-anggotanya, ketimbang merupakan organisasi yang mengendalikan anggota-anggotanya, katanya. Karena itu adalah krusial bagi ASEAN untuk mengubah statusnya menjadi suatu variabel yang independen di kawasan. Walaupun melancarkan kritik, Dr. Keliat mengakui bahwa ASEAN telah mencapai banyak keberhasilan, antara lain menjaga stabilitas keamanan antarkawasan ASEAN. Selama ini, praktis tidak terjadi perang besar antar wilayah ASEAN, meskipun masih terdapat konflik kecil antaregara dalam satu kawasan. ASEAN Charter, Bangkok Declaration, dan berbagai kesepakatan kerja sama antarnegara ASEAN merupakan bukti keberhasilan ASEAN, kata Makmur. Pada sesi tanya jawab, Duta Besar Timor Leste di Jenewa, yang menyempatkan diri datang ke Bern menanyakan mengenai kemungkinan bergabungnya Timor Leste ke dalam kawasan ASEAN. Dijawab oleh Duta Besar Ngurah bahwa penerimaan anggota baru ASEAN ditentukan berdasarkan konsensus. "Indonesia pada dasarnya menyambut baik keinginan Timor Leste tersebut," katanya. Pertanyaan lain yang diajukan menyangkut penguatan institusi ASEAN, mekanisme penyelesaian masalah (dispute settlement mechanism) serta kaitan dan kemungkinan kerja sama antara ASEAN Inter-Parliamentary Association (AIPA) dengan badan ASEAN yang terdiri dari pemerintah (eksekutif). Diskusi dihadiri oleh sekitar 40 orang peserta, termasuk sejumlah duta besar dari negara-negara ASEAN dan Asia Pasifik lainnya, pejabat pemerintahan Swiss, kalangan akademisi Swiss, serta anggota Persatuan Pelajar Indonesia Swiss. Selain untuk memperkenalkan ASEAN kepada masyarakat Swiss, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan ASEAN Community sebagai kawasan yang strategis, baik sebagai basis produksi, maupun sebagai mitra dagang yang potensial. NB: Asalkan positif...why not? negara-negara ASEAN layak mendapatkanya...untuk membangun,ini sebuah batu loncatan yang harus segera di respon bagi para pemimpin ASEAN.