Rabu, 03 Agustus 2011

Ribuan Warga Papua Duduki Abepura Tuntut Referendum

Ribuan warga Papua hari ini, Selasa, 2 Agustus 2011, membanjiri Abepura, Jayapura, berunjuk rasa menuntut referendum. Aksi tersebut juga sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi para pengacara ternama di London,Inggris, hari ini, yang membahas soal Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) atas nasib rakyat Papua bergabung dengan NKRI. “Kami mendesak dunia internasional kembali meninjau masalah Pepera. Hanya satu kata, segera akhiri dengan referendum,” kata Mako Tabuni, Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat, Selasa siang. Ia mengklaim saat ini sebanyak 62 pengacara internasional tengah merundingkan nasib Papua dan akan membawanya ke Mahkamah Internasional. “Ya benar, dan kami mendukung mereka,” ujarnya. Unjuk rasa belasan ribu warga Papua itu dikawal ketat 700 personel polisi dan Brigade Mobil Kepolisian Kota dan Kabupaten Jayapura. “Kami berharap dapat berjalan dengan lancar dan tidak anarkis,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan. Warga sebelumnya berkumpul di sejumlah titik seperti di kawasan Expo, Sentani, Perumnas 3, dan Abepura. Rencananya pendemo akan menuju DPR Papua untuk menyampaikan aspirasinya. “Tapi kita akan lihat nanti. Rencananya begitu. Tapi, massa saat ini sudah sangat banyak. Jadi mungkin saja batal karena polisi juga sudah menghadang kami untuk tidak ke DPRP,” kata Mako Tabuni.
Selain membawa puluhan poster, pengunjuk rasa juga membawa spanduk bertuliskan permintaan referendum. Warga berpakaian adat dan menari berjingkrak jingkrak. Mereka meneriakkan yel-yel "merdeka". Di Sentani, dari pantauan Tempo, seluruh toko dan kios tutup. Begitu pula di Abepura. Aktivitas hari ini di sejumlah perkantoran pemerintah juga terganggu. Para pegawai negeri pulang cepat dan berdiam diri di rumah. “Saya pulang saja. Takut ada apa-apa karena biasanya kalau demo begini biasanya rusak-rusak,” kata Agustina, pegawai pemerintah di Sentani.NOTE: hahahaha sudah bunuh tentara bulan kemarin,bulan ini pun masih saja menyerang TNI.tahun kemarin sampai bulan febuari POLISI yang jadi target.pemerintah jangan diam saja dong...mereka itu(OPM) di kasih hati makin melunjak,ingat mereka adalah "HAMA" di republik ini.hanya ada lima kata buat mereka: KEMBALI KE PANGKUAN IBU PERTIWI ATAU MATI itu saja,tidak ada itu namanya referendum,kalau memang ada usaha ke london untuk meminta meninjau kembali referendum pepera di london dan katanya akan di bawa ke mahkamah internasional jangan di anggap sepele.bila perlu gagalkan dan ringkus semua orang-orang tersebut.selama papua masih bagian negara REPUBLIK INDONESIA dan mereka(OPM) tidak ingin menjadi bagian dari indonesia hanya ada satu kata:"hancurkan mereka" tapi ingat para angkatan bersenjata dan kepolisian harus meminimalisir korban dari pihak sipil.sudah saatnya pemerintah indonesia mengambil sikap TEGAS terhadap mereka,sejarah tak mungkin terulang...seperti timor-timur.buat mimpi buruk bagi ORGANISASI PAPUA MERDEKA,saya rasa dunia internasional pun takkan mempermasalahkan hal sekecil ini karena masih banyak hal yang lebih penting ketimbang mengurus kemerdekaan PAPUA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar