Kamis, 22 September 2011

RI-Rusia Produksi Alutsista

JAKARTA– Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Federasi Rusia memperlihatkan langkah maju. Rusia siap joint production berikut alih teknologinya.
Duta Besar Federasi Rusia untukIndonesia AlexanderIvanov mengatakan, pihaknya saat ini telah melakukan negosiasi dengan industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan produksi bersama (joint production) alat utama sistem senjata (alutsista). ”Kami siap melakukan ToT (transfer of technology/ alih teknologi),” katanya di Jakarta kemarin. Ivanov mengungkapkan, pihaknya telah melakukan negosiasi dengan PT Pindad dan diharapkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama yang sekarang masih dalam bentuk draf dikirimkan tahun ini. Di antara rencana produksi bersama yang tengah dibahas adalah pembuatan light tank. Negosiasi yang baik juga terus dilakukan dengan PT PAL.”Dengan PT DI,kami siap untuk melakukan penandatanganan MoU untuk overhaul helikopter MI-35,”ujar Ivanov. Kedekatan hubungan Indonesia dengan Federasi Rusia menjadi alasan bagi Rusia, yang selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil alutsista, bersedia melakukan produksi bersama dengan Indonesia. ”Karena Indonesia adalah teman kami,” katanya. Dia menyebut hubungan Federasi Rusia dengan Indonesia sudah terjalin sejak proses kemerdekaan Indonesia. ”Kami ingat Presiden Soekarno mengunjungi Rusia tiga kali. Kami ingat Perdana Menteri Khruschev membangun stadion di Jakarta, Gelora Bung Karno dibangun dua tahun. Kami ingat semua itu. Itulah kenapa Indonesia teman kami.Negara yang bersahabat. Kami siap untuk meneruskan kerja sama dengan Indonesia,”paparnya. Lewat joint production yang direncanakan, pihaknya bakal mendapat sejumlah keuntungan, terutama bagi kelangsungan industri militernya. Pasalnya, kerja sama ini berarti industri militer di sana mendapat proyek dan pekerjaan baru. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku kagum dengan pernyataan Dubes Ivanov, bahwa Federasi Rusia siap melakukan joint productiondengan industri pertahanan dalam negeri. ”Dulu mereka tidak mau melakukan joint production dengan kita, tapi tiba-tiba mereka sudah kerja sama dengan Pindad. Saya kagum,”katanya. Purnomo menilai ini sebagai kabar bagus bagi kemajuan kerja sama Indonesia dengan Federasi Rusia, khususnya dalam bidang industri pertahanan.” Itu berita bagus karena mereka sudah mau. Dulu mereka termasuk negara yang tidak mau menyerahkan teknologinya kepada kita,”tegasnya. Mantan menteri ESDM ini mengatakan bahwa kerja sama pertahanan tidak hanya mengenai seputar alutsista, meskipun diakui bahwa saat ini ada rencana untuk membeli enam pesawat tempur Sukhoi dari Federasi Rusia.”Kita berharap kerja sama ini lebih luas lagi, tidak hanya dalam hal alutsista, tapi juga tukar-menukar perwira, pendidikan, latihan bersama, dan sebagainya. Bagaimanapun, Rusia adalah negara besar dan saya kira untuk kekuatan pertahanannya, kita bisa belajar dari mereka,” terang dia. NOTES: Ini baru namanya INDONESIA,menteri pertahanannya pun jempol deh alias: BERANI,JUJUR,DAN PEDULI....dalam memegang tender milyaran/trilyunan sampai saat ini blm ada yang terseret ke pengadilan,dan ini membuktikan menteri pertahan wajib di berikan satya lencana di akhir tugasnya nanti seandainya dia dan jajaran stafnya bersih dari korupsi. dua jempol buat anda pak mentri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar