Rabu, 27 Juli 2011

AKTIVITAS GUNUNG LOKON MENURUN MENJADI SIAGA LEVEL III

hasil evaluasi kegiatan G. Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. I. PENDAHULUAN G. Lokon terdapat di Kota Administratif Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, dengan posisi geografi terletak pada 1021’30” Lintang Utara dan 124047’30” Bujur Timur dengan tinggi puncaknya sekitar 1579 m di atas permukaan laut (data dasar gunungapi). Status kegiatan G. Lokon AWAS sejak 10 Juli 2011 pukul 22:00 WITA. Sejak dinaikkan statusnya menjadi Awas hingga saat ini tercatat sudah terjadi 52 kali kejadian Letusan dari Kawah Tompaluan. Hasil pemantauan secara visual dan instrumental, puncak kegiatan vulkanik G. Lokon terjadi pada tanggal 17 juli 2011, dan kemudian kegiatan vulkanik secara berfluktuasi menunjukkan kecenderungan penurunan. II. ANALISIS Erupsi G. Lokon dari hasil pemantauan kegempaan mempunyai tanda-tanda yang berbeda. Erupsi G. Lokon, dari data kegempaan mempunyai ciri yang berbeda dengan gunungapi aktif lain. Biasanya aktivitas letusan (erupsi) gunungapi didahului oleh terekamnya gempabumi Vulkanik (Dalam maupun Dangkal), dengan jumlah yang semakin meningkat dari jumlah dan energi, kemudian diikuti getaran/Tremor Vulkanik menerus yang meningkat energinya, kemudian terjadi erupsi. Erupsi G. Lokon, didahului oleh terekamnya gempabumi vulkanik, kemudian erupsi diikuti oleh Tremor Vulkanik secara menerus, kemudian mereda, terjadi gempabumi vulkanik dan diikuti erupsi berikutnya. RSAM Status kegiatan G. Lokon dinaikkan dari Waspada ke Siaga tanggal 27 Juni 2011 pada saat nilai RSAM meningkat secara signifikan (25 – 26 Juni 2011). Kemudian status kegiatan G. Lokon dinaikkan dari Siaga ke Awas pada 10 Juli 2011, pada saat peningkatan nilai RSAM (5-9 Juli 2011). Saat nilai RSAM menunjukkan kecenderungan menurun walaupun belum mencapai di bawah nilai RSAM pada saat status Siaga (stasiun Empung) namun nilai RSAM di stasiun Wailan telah menunjukkan penurunan di bawah status Siaga. Energi Letusan Energi letusan G. Lokon tertinggi pada 17 Juli 2011, kemudian energi letusan menurun secara signifikan hingga 24 Juli 2011. Emisi SO2 Emisi SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas G. Lokon sangat fluktuatif, mencapai nilai terbesar tanggal 1 Juli 2011 mencapai 291 Ton perhari, kemudian menurun menjelang letusan 17 Juli 2011 mencapai 23 Ton perhari. Saat ini SO2 cenderung meningkat mendekati / menyamai catatan 4-13 Juli 2011. Deformasi (EDM) Pengukuran deformasi menggunakan EDM (Electrooptic Distance Measurement) mengukur jarak reflektor yang berada di lokasi Lava dan Kebun dengan jarak masing-masing 3,8 dan 3,1 km dari titik acuan di Pos PGA Lokon. Hasil pengukuran deformasi menunjukkan : - Inflasi terjadi pada 16 – 20 Juli 2011 dengan rata-rata 2,3 mm/hari - Pengukuran EDM 21-24 Juli 2011 menunjukkan nilai tetap dan cenderung deflasi Deformasi (GPS) Pengukuran Deformasi menggunakan GPS (Global Positioning System) dengan tiga stasiun tetap dengan 2 baseline, dengan jarak 1,6 dan 1,8 km dari Kawah Tompaluan. Hasil perhitungan GPS menunjukkan adanya inflasi pada periode 4 – 11 Juli 2011 dan mencapai harga maksimum 0,0067 meter pada 11 Juli 2011. Kemudian hasil pengukuran GPS menunjukkan harga konstan, tidak menunjukkan adanya inflasi maupun deflasi, variasi hasil GPS hanya karena pengaruh variasi harian. Energi Tremor Setelah Erupsi Energi Kumulatif Tremor Vulkanik setelah erupsi 18 Juli 2011 cenderung masih meningkat, namun tidak diikuti oleh erupsi. Kegempaan Distribusi hiposenter gempa vulkanik paling dangkal kurang dari 1 km dan terdalam sekitar 5 km dari Kawah Tompaluan. Jumlah dan Energi gempa Vulkanik Dalam dan Dangkal cenderung menurun, hampir mencapai keadaan 27 Juni 2011 (status Siaga). Gempa Vulkanik dan Getaran Tremor Vulkanik masih terekam hingga saat ini dengan Amplituda maksimum 0,5 – 10 mm (dominan 2 mm). Visual Letusan sama atau lebih besar dari letusan 18 Juli 2011 tidak terjadi hingga 24 Juli 2011. Hembusan asap sering tidak tampak karena tertutup kabut, jika cuaca terang tampak hembusan asap pada ketinggian kurang dari 300 meter dari Kawah Tompaluan. III. KESIMPULAN Analisis hasil pemantauan di lapangan, tidak semua data menunjukkan penurunan secara tajam, namun beberapa data menunjukkan kecenderungan penurunan aktivitas G. Lokon. Disamping itu, sejak erupsi/letusan 18 Juli 2011, G. Lokon tidak menunjukkan tanda-tanda secara nyata akan terjadi letusan. Untuk itu , terhitung sejak 24 Juli 2011 pukul 22:00 WITA status G. Lokon diturunkan dari status Awas (Level IV) ke status Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan penurunan/peningkatan aktivitas vulkanik G. Lokon secara signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat diturunkan/dinaikkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya. Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Lokon, serta pemahaman akan aktivitas G. Lokon harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman bahaya letusan G. Lokon. IV. ANCAMAN BAHAYA Ancaman bahaya untuk saat ini adalah terjadinya letusan magmatik disertai dengan lontaran material pijar, pasir dan hujan abu tebal yang kecil kemungkinan diikuti aliran awan panas letusan secara tiba-tiba. Bila awan panas berlangsung di sekitar G. Lokon, maka masyarakat agar mewaspadai terjadinya awan panas pada alur S. Pasahapen. Berdasarkan hasil evaluasi tingkat ancaman : * Lontaran material pijar berkisar dalam radius 2.5 km dari pusat letusan/erupsi/Kawah Tompaluan. * Hujan abu lebat berkisar dalam radius 3 km dari pusat letusan letusan/erupsi/Kawah Tompaluan. * Hujan abu sedang hingga tipis berarah barat-barat laut sesuai dengan arah angin. Daerah terlanda abu letusan G. Lokon adalah daerah sebelah Barat dan Baratlaut terutama di Desa Agotey dan Desa Lemo yang berjarak 7-7.5 km dari kawah Tompaluan dengan ketebalan abu maksimum 0.5 cm. V. REKOMENDASI Dalam status Siaga, G. Lokon masih berpotensi terjadi letusan yang diikuti oleh sebaran abu vulkanik (ditiup angin ke arah Barat – Baratlaut) maka direkomendasikan sebagai berikut ~ Masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari Kawah Tompaluan (Pusat Kegiatan). ~ Penduduk di luar radius 3 km dari Kawah Tompaluan boleh kembali ke rumah masing-masing tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman letusan G. Lokon. ~ Jika ancaman letusan G. Lokon meluas, rekomendasi tersebut di atas akan ditinjau kembali. ~ Mewaspadai terjadinya lahar pada aliran sungai yang berhulu dari puncak G. Lokon. ~ Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isyu-isyu yang tidak jelas sumbernya. ~ Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon harap melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar siap siaga mengantisipasi jika terjadi erupsi G. Lokon secara tiba-tiba. ~ Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lokon (No. Telpon 0431351076) di Desa Kakaskasen, Kota Tomohon, Sulawesi Utara atau Badan Geologi di Bandung. ~ Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan G. Lokon. SUMBER: BADAN GEOLOGI/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar